KISAH INSPIRATIF : Pasien Myasthenia Gravis pun bisa menunaikan Ibadah Haji. Heri Kuswanto (MGers Jakarta)

 

Banyak yang beranggapan bahwa Myasthenia Gravis adalah akhir dari segalanya, akhir dari hidup produktif seseorang, atau bahkan seringkali pasien mengubur cita –cita hidupnya karena merasa Myasthenia Gravis yang mereka miliki merupakan hambatan yang menyebabkan cita – cita itu tidak mungkin terwujud. Apakah kalian merasa demikian?

Kali ini YMGI hadirkan kisah inspiratif dari Bapak Heri Kuswanto (42) pasien Myasthenia Gravis asal Jakarta yang berhasil mewujudkan impian terbesar dalam hidupnya yakni; Menunaikan salah satu rukun Islam -IBADAH HAJI. Penantian selama enam tahun untuk mendapat panggilan ke baitullah akhirnya dapat dilaksanakan.

Kondisi Bapak Heri sebenarnya tidak memungkinkan untuk menjalankan perjalanan ibadah yang dijadwalkan berlangsung selama 23 hari, dikarenakan Bapak Heri baru saja keluar dari rawat inap selama 16 hari di RSCM, sedangkan perjalan ibadah akan dimulai pada tanggal 5 Agustus 2017 didampingi istri dan mertua beliau. Akan tetapi Bapak Heri berkeyakinan untuk teta berangkat ibadah dan memasrahkan diri pada pertolongan dan kuasa Tuhan.

Benar saja, baru lima hari perjalan dilakukan Bapak Heri harus dilarikan ke IGD KING ABDUL AZIZ HOSPITAL, Mekkah. Awalnya Bapak Heri khawatir apakah akan mendapatkan penganan yang tepat, namun ternyata fasilitas yang diberikan dan penanganan para tenaga medis disana sangatlah baik, tindakan IVIG pun dilakukan. Setelah kondisi Bapak Heri membaik, maka Bapak Heri pun dapat melanjutkan ibadah Haji/ Prosesi rukuf selama sepuluh jam dapat dilewati. Setelah itu Bapak Heri kembali dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan lanjutan. KING ABDULLAH Hospital menjadi tujuan kali ini. Plasmapheresis dilakukan selama empat kali di rumah sakit tersebut sebelum akhirnya Bapak Heri dapat pulang kembali ke tanah air.

Bapak Heri merasa sepulang dari ibadah haji ini merupakan kondisi terbaiknya setelah didiagnosa sebagai pasien Myasthenia Gravis semenjak tiga tahun lalu.  Beliau meyakinkan bahwa para pasien Myasthenia Gravis yang lain tidak perlu ragu untuk menjalankan ibadah HAJI. Pemerintah Saudi menanggung seluruh biaya pengobatan jamaah haji. Pasien tidak perlu mengeluarkan biaya sepesepun. Pengetahuan dan kemampuan dari para tenaga medis disana atas Myasthenia Gravis pun berkualitas baik. (DG)

Be the first to comment

Leave a Reply